I.1. Kinerja 1].
Menurut Campbell, et. al (dalam Cascio, 1998) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang tampak, dimana individu relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktifitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula.
Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi (Kane & Kane, 1993, Bernardin & Russell, 1998, Cascio, 1998, dalam http://wangmuba.com/2009/03/04/pengertian-kinerja/). Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan, yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang melalui hasil kerja yang telah dan akan dilakukan seseorang. Kinerja dapat pula diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran kesuksesan masing-masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya yang spesifik dalam bentuk aktifitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata lain ukuran kesuksesan kinerja tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
Miner (1992), mengatakan bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan harapan tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu peran, dan kinerja tersebut sebagai evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam organisasi, yang mana evaluasi tersebut membutuhkan standarisasi yang jelas.
Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan. Demikian halnya perwujudan kinerja yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan berlanjut terus dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang profesional maka perlu dikembangkan hal-hal seperti : kesukarelaan, pengembangan diri pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan, serta partisipasi seutuhnya. (Hadipranata, 1996).
I.2. Disiplin Kerja 2].
Disiplin atau Disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata “disiplin” berasal dari kata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moukijat 1984).
Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988), yang mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan baik lainnya.
Menurut Nitisemito (1988) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.
Perilaku disiplin karyawan merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu, pembentukan perilaku disiplin kerja, menurut Commings (1984, dalam http://ekonomimanajemen.blogspot.com/2009/01/disiplin-kerja.html) dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1) Preventive dicipline
Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga pelanggaran tidak terjadi. Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja tentang kebijaksanan dan peraturan pengalaman kerjanya.
2) Corrective discipline
Corrective discipline merupakan suatu tindakan yang mengikuti pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan.
Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan. Dengan kata lain, agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik.
Namun demikian, ketika bekerja, seorang karyawan dapat menampilkan perilaku yang tidak disiplin. Gibson dkk. (1988) mengemukakan beberapa perilaku karyawan tidak disiplin yang dapat dihukum adalah keabsenan, kelambanan, meninggalkan tempat kerja, mencuri, tidur ketika bekerja, berkelahi, mengancam pimpinan, mengulangi prestasi buruk, melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan kerja, pembangkangan perintah, memperlakukan pelanggaran secara tidak wajar, memperlambat pekerjaan, menolak kerja sama dengan rekan, menolak kerja lembur, memiliki dan menggunakan obat-obatan ketika bekerja, merusak peralatan, menggunakan bahasa atau kata-kata kotor, pemogoan secara ilegal.
I.3. Masa Kerja 3].
Menurut Sondang (2000:60) menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. Sedangkan Susilo Martoyo (2000:34) berpendapat bahwa masa kerja atau pengalaman kerja dalah mereka yang dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang nantinya akan diberikan disamping kemampuan intelegasinya yang juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya.
I. 4. Lingkungan Kerja 4]
Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut :
Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”.
Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
II. 1. Kepuasan kerja 5]
Definisi/pengertian dari kepuasan kerja
• Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
• Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
• Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
• Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan sebagai pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
5. Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
II.2. Reward 6]
Pengertian reward :
Menurut Bowen dalam bukunya Recognizing and Rewarding Employees, pengertian reward adalah: "Reward is something given or received in return for
service." (Bowen 2000:20)
Reward dalam perusahaan diterima pekerja lewat pemberian kompensasi. Menurut Nitisemito, "Kompensasi bagi organisasi perusahaan berarti penghargaan bagi para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja" (Nitisemito 1996:9)
II.3. Jenjang Karier 7]
Jenjang karier merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam mempraktikkan bidang profesinya karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan/imbalan jasa.
III.1. Loyalitas Karyawan 8]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, loyalitas berarti kesetiaan; kepatuhan. Loyalitas karyawan bias diartikan sebagai kepatuhan dan komitmen seorang karyawan terhadap peraturan yang ada dalam perusahaannya atau instansi dimana ia bekerja.
III.2. Tingkat Penghasilan 8]
Tingkat berarti susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek (KBBI : 2003). Tingkat penghasilan merupakan susunan atau hierarki penghasilan individu.
III.3. Lingkungan Kerja kembali ke I.4.
SUMBER PUSTAKA
1]. Wangmuba, Pengertian Kinerja. http://wangmuba.com/2009/03/04/pengertian-kinerja/. Diposting 04 Maret 2009. Diakses 27 Oktober 2009
2]. Darius. Disiplin Kerja. http://ekonomimanajemen.blogspot.com/2009/01/disiplin-kerja.html. Diposting 11 Januari 2009. Diakses 27 Oktober 2009
3]. Subawa, Sri nyoman dan Ida Bagus AB. Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Terhadap Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Di The Losari Hotel Dan Rama Garden Hotel Kuta Badung http://www.undiknas.ac.id/wp-content/uploads/jurnal/analisis-perbedaan-prestasi-kerja-nym.srisubawa-iba.budiarta.pdf. Akses 28 Oktober 2009
4]. Intanghina. Pengaruh Budaya Perusahaan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. http://intanghina.wordpress.com/2008/04/28/pengaruh-budaya-perusahaan-dan-lingkungan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan/. Posting 28 April 2008. Akses 28 oktober 2009
5]. Wikipedia. Kepuasan kerja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja. Posting 17 Okober 2009. Akses 28 Oktober 2009
6]. Digital Library Univ.Petra. Bab II : Landasan Teori. http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eakt/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-32498011-3759-reward-chapter2.pdf. Akses 29 Oktober 2009
7]. Asuhan Keperawatan. Jenjang Karier Perawat. http://blog.asuhankeperawatan.com/blog/2008/10/31/jenjang-karir-perawat/. Akses tanggal 29 Oktober 2009
8]. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2003.
Referensi Kagem Mas Anjas
MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompetensi dan kualifikasi kepemimpinan yang tersirat dalam tugas dan fungsi pemimpin tersebut pada hakikinya berlaku pada setiap zaman. Sebab itu, pada dasarnya kepemimpinan Abad 21 juga harus dapat memberikan jawaban secara arief, efektif, dan produktif atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya dalam era Abad 21. Untuk dapat berperan seperti itu, maka kepemimpinan Abad 21 harus memiliki kompetensi dan karakteristik yang terkandung dalam pengertian arief, efektif, dan produktif dihubungkan dengan berbagai tantangan internal dan eksternal dari organisasi yang dipimpinnya.
Tugas dan fungsi utama pemimpin pada zaman mana pun ia beperan adalah memberikan jawaban secara arief, efektif, dan produktif atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi zamannya. Hal tersebut dilakukan bersama-sama dengan orang-orang yang dipimpinnya; sesuai dengan posisi dan peran masing-masing dari dan dalam organisasi yang dipimpinnya, serta dengan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban yang menghikmati kehidupan masyarakat bangsa bahkan bangsa-bangsa.
Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin; kemampuan untuk menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan. Menurut Gibson (1998), kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, yang dilakukan melalui hubungan interpersonal dan proses komunikasi untuk mencapai tujuan. Newstrom & Davis (1999) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses mengatur dan membantu orang lain agar bekerja dengan benar untuk mencapai tujuan. Sedangkan Stogdill (1999) berpendapat bahwa kepemimpinan juga merupakan proses mempengaruhi kegiatan kelompok, dengan maksud untuk mencapai tujuan dan prestasi kerja.
B. PERMASALAHAN
Dari latar belakang diatas, kepemimpinan merupakan hal yang dibutuhkan dan menjadi pucuk penyebab keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan maupun organisasi. Kepemimpinan itu sendiri terdiri dari berbagai
Dalam dunia organisasi non profit, pola kepemimpinan manakah yang tepat untuk diterapkan? Apakah pola kepemimpinan transaksional? Ataukah transformasional? Lalu apakah pengertian dari kedua pola tersebut? Inilah yang menjadi permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam dunia kepemimpinan, terdapat beberapa
1. Kepemimpinan Transformasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional di definisikan (Bass, 1985), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi (Bass, 1985).
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin politik. Burns, menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”, seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, dan bukan di dasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian (Burns, 1997).
Dengan cara demikian, antar pimpinan dan bawahan terjadi kesamaan persepsi sehingga mereka dapat mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai organisasi. Melalui cara ini, diharapkan akan tumbuh kepercayaan, kebanggan, komitmen, rasa hormat, dan loyal kepada atasan sehingga mereka mampu mengoptimalkan usaha dan kinerja mereka lebih baik dari biasanya. Ringkasnya, pemimpin transformasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi visi bersama sehingga mereka (bawahan plus pemimpin) bekerja untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Dengan kata lain, proses transformasional dapat terlihat melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti ; attributed charisma, idealized influence, inspirational motivation, intelectual stimulation, dan individualized consideration.
2. Kepemimpinan Transaksaksional.
Pengertian kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Alasan ini mendorong Burns untuk mendefinisikan kepemimpinan transaksional sebagai bentuk hubungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tertentu jika bawahan mampu menyelesaikan dengan baik tugas tersebut. Jadi, kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama. Menurut Bass (1985), sejumlah langkah dalam proses transaksional yakni; pemimpin transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan bawahan dari pekerjaannya dan mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasil kerjanya sesuai dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang dicapai, dan pemimpin tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa puas dengan kinerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan utama antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat diidentifikasi yakni, bahwa inti teori kepemimpinan transaksional terutama menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan berupa proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis, sementara teori kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaskan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi. Hal ini bermakna, bahwa pandangan teori kepemimpinan transaksional mendasarkan diri pada pertimbangan ekonomis-rasional, adapun teori kepemimpinan transformasional melandaskan diri pada pertimbangan pemberdayaan potensi manusia.
B. KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Berikut definisi dari organisasi :
1) James D. Mooney mengatakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
2) Menurut Dimock, organisasi adalah : Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari definisi diatas, dapat dipahami bahwa organisasi merupakan satu kesatuan yang memerlukan pucuk pimpinan. Namun pemimpin disini lebih bersifat sebagai bridge (jembatan) yang mampu menjembatani berbagai kepentingan dalam organisai tersebut, bukan sebagai pihak yang mengatur dan memanage dengan kemauan sendiri, tetapi dengan persetujuan dan kemufakatan dari unsur yang ada didalamnya.
Jadi bisa disampaikan bahwa kepemimpinan dalam organisasi itu bersifat transformasional, karena teori kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaskan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi, tidak seperti kepemimpinan transaksional yang menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan berupa proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.
2. Kepemimpinan transaksional merupakan salah satu
3. Kepemimpinan dalam organisasi itu bersifat transformasional. Transformasional karena terdapat proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi.
Label: gaya kepemimpinan, psikologi MAKALAH
Created By : ARIe
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Makalah :
STUDI KELAYAKAN BISNIS
PADA “BLUE HILLS CAFÉ”
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Study Kelayakan Bisnis
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PUTRA BANGSA
Jl. Rongowarsito No. 18
KEBUMEN
2008
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam persaingan tersebut para Owner saling menonjolkan keunikkan dari kafenya. Keunikkan yang ditonjolkan, misalnya saja dari dekorasi ruangan, menu – menu yang disajikan, pelayanan / service, dan lain – lain. Namun kebanyakkan dari kafe-kafe yang ada hanya menonjolkan satu keunikkan dari salah satunya saja. Sehingga para customer / pengunjung kurang merasakan kapuasannya. Bahkan para pengunjung harus membayar mahal untuk menikmatinya.
Untuk itu demi memenuhi tuntutan para customer kami menawarkan solusinya.
Konsep kafe yang ingin kami rancang yaitu kafe yang bernama Blue Hills Café, yaitu terbagi 2 bagian.
Bagian 1 yaitu kafe utama, dimana kafe ini berada dalam satu Ruangan besar. Di dalam ruangan ini terdapat meja makan berbentuk lingkaran yang dapat diisi oleh 5 – 6 orang, dan dalam kafe utama ini terdapat 40 – 50 Meja. Masih dalam satu ruangan tepat didepan meja – meja makan terdapat panggung besar. Di panggung ini bisa digunakan untuk menampilkan nyanyian, dan lain – lain. Di dalam ruangan ini terdapat meja makan berbentuk lingkaran yang dapat diisi oleh 5 – 6 orang, dan dalam Restaurant utama ini terdapat 40 – 50 Meja. Masih dalam satu ruangan tepat didepan meja – meja makan terdapat panggung besar. Di panggung ini bisa digunakan untuk menampilkan tarian – tarian, nyanyian, dan lain – lain. Jadi pada saat para pengunjung menikmati hidangan, bisa sambil menikmati hiburan yang tersedia.
Suasana yang ditonjolkan yaitu suasana alam, dimana para pengunjung bisa menikmati taman buatan yang indah dan sejuk. Diruangan Privat Room ini para pengunjung berada diruangan yang tertutup, tetapi masih bisa menikmati pemandangan dari dalam ruangan tersebut. Ruangan ini sangat cocok bagi kawula muda yang membutuhkan suasana Romantis. Untuk lokasi yang akan digunakan yaitu daerah kawasan Kemang Raya. Alasan pengambilan lokasi ini, dikarenakan lokasi ini sangat berpotensial. Selain itu pula dikawasan ini sangat Strategis untuk didirikan Restaurant semacam ini, dan kawasan ini pula ajang dimana para pengunjung nongkrong – nongkrong dan berkumpulnya para penjajah makanan. Di tempat ini lokasi yang sangat menantang, karena harus siap bersaing untuk mendapatkan para customer / pengunjung .
Sebuah studi kelayakan bisnis diperlukan untuk merencanakan sebuah usaha baru, memperlebar pangsa pasar, atau membuka kantor cabang baru. Tapi pada prinsipnya, detail item yang terkandung di dalamnya sama. Pada intinya anda harus menguraikan aspek managemen, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek SDM, dan keuangan dari suatu rencana bisnis.
4. Untuk menghadirkan suasana yang beda
5. Untuk mengetahui ekonomi consumen.
6. Untuk mengetahui selera para consumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Analisis Permintaan dan Pemasaran
Suasana makanan juga akan berganti dengan pertunjukan yang live dari our stage yang pastinya akan berganti setiap harinya dan special pada moment tertentu. Dekorasi ruangan yang terpusat pada kenyamanan customer menjadi salah satu Prioritas kami. Semua ini bertujuan demi kemudahan customer dalam mendapatkan apa saja yang ia inginkansaat berada di kafe kami.
Dekorasi ruangan yang Glamour dan bernuansakan oriental yang menjadi pilihan kami untuk ruangan utama yang dapat langsung menikmati live performance dengan pengisian acaranya yang meriah. Dekorasi yang simple and nature tapi tetap menghadirkan nuansa oriental dengan sedikit kesan out door dikhususkan bagi ruang Privat. Kami menempatkan minimal 1 waiterss untuk 1 meja dan Privat Room yang akan menjamu setiap customer. Pelayanan yang ramah dan tulus akan anda dapatkan dari pertama kali anda menginjakkan kaki di kafe kami. Pelayanan kami menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang handal dan pastinya up to date. Ini semua demi tercapainya customer comfortable.
Proyeksi
Setelah dipaparkan dalam latar belakang bahwa manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas rutinnya. Kami yakin bahwa bisnis makanan yang akan kami jalankan ini akan tetap hidup dan menjadi one stop place untuk para penjajah makanan dan juga pecinta makanan Indonesia, oriental and western food dapat menyatu di kafe kami dipadukan dengan atmosfere nature yang kami terapkan sebagai dekorasi ruangan kami.
Restaurant kami buka mulai jam 10.00 WIB until 23.000 WIB untuk Week day, dan The Week end dari jam 10.00 WIB until 02.00 WIB In the morning. Range harga yang kami tawarkan per pack start dari Rp.10.000,- until Rp.85.00,- Each pack for food and drink. Untuk cemilan hidangan penutup dari Rp.10.000,- until Rp.12.500,- .
Promosi
Melalui Media Elektronik :
1. Televisi : - O’ Channel
- Jak TV
• Radio : - Chinese Radio
1. Pass FM : 1 X 1 Minggu = Rp 750.000 / 60 Detik
Profesional
Smart FM : 1 X 1 Minggu = Rp 650.000 / 60 Detik
- Family
Cakrawala FM : 1 X 1 Minggu = Rp 600.000 / 60 Detik
- Remaja
Prambors FM : 1 X 1 Minggu = Rp 700.000 / 60 Detik
Internet : - Yahoo. Com
Melalui Media Cetak :
Spanduk
– Lebar 90 cm X 3 m = Rp 120.000,-
– Harga Per Meter = Rp 40.000,-
Umbul – Umbul
– Panjang 3 m X 60 cm = Rp 120.000,-
Brosur
– 1 Rim ( 500 Lembar ) = Rp 115.000,-
– 4 Rim ( 2000 Lembar ) = Rp 460.000,-
Saluran Distribusi
Bagi para costumer yang tidak sempat datang ke kafe ini, kafe ini menyediakan pelayanan Delivery. Sehingga para costumer masih bisa menikmati hidangan makanan tanpa harus datang ke kafe langsung.
Dalam pelayanan Delivery ini, kafe menyediakan alat Transportasinya berupa Motor bila costumer memesan menu hidangan dalam partai kecil, dan Mobil bila costumer memesan menu hidangan dalam partai besar.
Alat Transportasi yang digunakan didesign secara khusus, agar makanan yang akan diantar tidak mengurangi rasa sehingga tetap fresh sampai ketempatketempat costumer. Dengan begitu costumer tidak merasa dikecewakan. kafe ini menjamin apabila hidangan / makanan saat sampai ke tempat costumer tidak fresh, maka pihak Restaurant akan memberikan potongan harga / discount dari setiap menu yang tidak fresh. Tetapi bila costumer meminta untuk ditukarkan dengan menu yang sama maka pihak Restaurant akan menukarkanya dengan menu yang sama.
Untuk menghindari kemungkinan seperti ini terjadi, pihak kami selalu mengecek akan kondisi kendaraan yang akan digunakan apabila tetap terjadi kesalahan dalam hal ini yang harus bertanggung jawab, yaitu orang yang bertugas dalam pengecekkan kondisi kendaraan tersebut. Tetapi apabila kesalahan dilakukan oleh orang yang bertugas mengantarkan makanan akibat kesalahannya sendiri, maka petugas / orang yang mengantar makanan tersebut yang harus bertanggung jawab akan kesalahan ini, untuk itu kedisiplinana dan kecermatan disini sangat diutamakan.
Dengan demikian saluran distribusi yang digunakan oleh kafe kami yaitu direct selling, dimana penjualan dilakukan secara langsung kepada customernya, tanpa menggunakan atau bekerja sama dengan pihak jasa lainnya.
Strategy Marketing
Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak kafe melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai Restaurant – Restaurant. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik. Media radio kami gunakan karena bagi yang tidak sempat menyaksikannya ditelevisi. Selain itu kami menggunakan spanduk dan brosur – brosur. Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak Restaurant melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai kafe. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik.
B. ASPEK MANAJEMEN
Keputusan Strategi
Langkah – langkah yang akan diambil dalam keputusan strategi yaitu :
– Memberikan harga promosi saat launching
– Memberikan costumer satisfaction good
– Menghadirkan suasana yang diharapkan para costumer
– Menghadiakan menu – menu yang variatif, agar costumer tidak bosan
– Mempromosikan product melalui media elektronik dan media cetak
Penilaian Kelayakan
Setelah diteliti dan diamati berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, maka dapat dinilai layak. Karena menurut penelitian akan permintaan dan penawaran akan product makanan, tidak akan pernah turun. Sebab makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dihilangkan, dan sampai kapan pun jenis usaha ini akan menjadi sasaran utama dari setiap zamannya.
Daftar menu
Indonesia Specialties
1. Ayam Panggang : Rp 36.000,-
( Half Srilled Chicken with Soya Sauce Served with Rice, Sambal, dan kerupuk )
2. Ayam Goreng Mentega : Rp 36.000,-
( Fried Chicken butter Sauce, buttered Fried Chicken Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk )
3. Gurame Goreng : Rp 36.000,-
( Served with Rice, Lalapan, Sambal, dan Kerupuk,
Ayam Spicy Santed Chicken Wing Served With Rice ).
4. Ikan Mas goring : Rp 36.000,-
( Fried Golden Fish Served with Rice, Lalapan, Sambal dan Kerupuk).
5. Aneka Sate : Ayam, Sapi, Kambing, : Rp 31.000,-
Campur ( Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk ).
6. Bakmi atau Bihun Goreng : Rp 30.000,-
( Served with Acar, Sambal ).
7. Soto Madura: Rp 15.000,-
( The Indonesia Clear Chicken Soup ).
8. Nasi Goreng Special : Rp. 27.000,-
( Served with Fried Chicken, Egg, and Seafood ).
Supper Favorites
1. Sup Buntut Goreng : Rp. 40.000,-
( Clear Fried Oxtail Soup Served with Rice ).
2. Grilled Spring Chicken : Rp. 43.000,-
( Ayam Muda Bakar dihidangkan dengan Kentang Goreng dan Sayuran ).
3. Mie Dhog – Dhog : Rp. 27.500,-
( Village Style Soup Noodle ).
4. Mie Goreng : Rp. 27.500,-
( Stir Fried Noodle Served with Acar dan Sambal ).
Chinese Food
1. Fu Young Hay : Rp. 25.000,-
( Three egg, Omellete, with Sweet Sour Sauce )
2. Chop Sue : Rp. 25.000,-
( Cap Cay Ca, Stir Fried Combination of Vegetable ).
3. Udang Kristal : Rp. 21.000,-
4. Pangsit Udang Mayonaise : Rp. 19.000,-
5. Spicy Chicken & Hot Noodle : Rp. 25.000,-
( Disajikan dengan Nasi dan Sayuran ).
6. Ayam Sauce Mentega : Rp. 25.000,-
( Disajikan dengan Nasi, Sayuran dan Tahu Jepang ).
7. Sirloin Steak: Rp. 30.000,-
( Disajikan dengan French Fries & Mix Vegetable ).
Cocktails Dan Wines
1. Martini Coktail : Rp. 35.000,-
2. Manhhattan : Rp. 35.000,-
3. Daiquiri : Rp. 35.000,-
4. Whisky Sour : Rp. 35.000,-
5. Monalisa : Rp. 35.000,-
6. Old Fashioned : Rp. 35.000,-
7. Brandy Alexander : Rp. 35.000,-
8. Glass Of Red Or White Wine : Rp. 35.000,-
Cognag Dan Liquers
1. Hennessy Martell : Rp. 42.000,-
2. Hennessy Martell V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
3. Remy Martin V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
4. Crème ( De Menthe ) : Rp. 60.000,-
5. Tia Maria : Rp. 35.000,-
6. Drambuie : Rp. 35.000,-
7. Benedictine ( DOM ) : Rp. 35.000,-
Soft Drink Dan Water
1. Green Sand : Rp. 12.500,-
2. Soda, Coke, 7-Up, Tonic : Rp. 12.500,-
3. Fanta, Sprite : Rp. 12.500,-
4. Aqua : Rp. 9.000,-
5. Krating Daeng : Rp. 12.500,-
Special Offer
1. Bir Pletok : Rp. 40.000,-
2. Jampang Special : Rp. 35.000,-
3. Irish Coffee, Royal Coffee : Rp. 30.000,-
4. Spanish Coffee, Mexicam Coffee : Rp. 30.000
C. ASPEK SUMBER DAYA ALAM
Keseimbangan lingkungan hidup (sosial, buatan dan alam) menjadi syarat utama bagi suatu wadah atau ruang (suatu kota misalkan) agar menjadi berkelanjutan dan manusiawi. Secara konkrit (nyata) ketiga aspek kelayakan inilah yang menjadi parameter yang menentukan kelangsungan hidup suatu wilayah. Aspek ekonomi, dimana kajian ekonomi yang memperhatikan kelangsungan siklus-siklus ekonomi. Kajian ekonomi dilakukan agar pembiayan terhadap pembangunan terus terjadi (kontinu). Aspek teknis, aspek yang mengkaji tentang kekuatan dan keberlangsungan bangunan itu tegak berdiri. Kajian terhadap keamanan bangunan itu bagi pemakainya. Aspek lingkungan, kajian yang mengulas apakah kegiatan atau usaha ini layak terhadap lingkungan dimana akan diletakkannya. Apakah sumberdaya alam tidak terganggu akibat kegiatan-kegiatan ini, apakah kegiatan-kegiatan akan menghasilkan dampak negatif penting dan besar terhadap lingkungan sosial dimana lokasi ini berada. Itu makanya semua aspek dikaji agar tidak membuat kekeliruan dalam membangun kota tercinta kita ini. Jangan lupa, masih ada dokumen satu lagi yang mestinya dilampirkan bersama dengan FS tersebut, itulah dokumen kelayakan lingkungan atau dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
D. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Pemilihan Peralatan Dan Teknologi
Pemilihan Peralatan setiap restaurant pasti menggunakan peralatan untuk memasak serta peralatan pada waktu makan, secara mendetail mungkin peralatan itu tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi pada intinya peralatan yang digunakan untuk peralatan didapur adalah kitchen set dan peralatan yang digunakan pada waktu makan salh satunya table set.
Untuk Teknologi yang digunakan yaitu :
- Untuk menganalisa keuangan restaurant, baik yang keluar maupun yang masuk restaurant kami menggunakan MYOB => akuntansi, dimana akuntansi ini sangat mudah digunakan dan sangat diperlukan, karena pekerjaannya tidak perlu waktu lama dan tidak perlu khawatir kalau kurang memahami mengenai akuntansi.
- Untuk marketingnya restaurant kami menggunakan sistem CRM (Customer Relantionship Management), dimana para customer bila memberikan keluhan-keluhan dan pesanan akan secara langsung tercatat dikomputer.
Proses Produksi
Proses produksi yang restaurant kami lakukan, yaitu mengenal bahan baku makanannya. Untuk jenis bahan baku masakan Indonesia restaurant kami mendatangkan langsung dari hasil-hasil perkebunan yang berkualitas tinggi, sehingga para costumer bisa menikmati makanan dengan kualitas yang baik. Untuk jenis bahan baku yang berkualitas ini restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha/ supplier perkebunan sayur-mayur. Untuk jenis bahan baku makanan Chinese restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha dari Negara Cina, Jepang, dan lain-lainnya. Untuk bahan bakunya juga didatangkan langsung dari negara-negara tersebut. Begitu juga untuk western foodnya restaurant kami mendatangkan langsung dari negara-negara barat, misalnya saja untuk bahan baku daging-daginnya, kami memilih yang berkualitas tinggi/ terbaik. Jadi, para customer tidak perlu khawatir akan kualitas makanannya yang terbuat dari daging import.
Lokasi
Sering kita dengar salah satu faktor kegagalan suatu badan usaha dikarenakan salah penempatatan /salah memilih lokasi badan usaha tersebut . untuk industri yang bergerak dalam bidang jasa, hal ini harus benar – benar dipertimbangakn dengan baik karena badan usaha ini termasuk kedalam badan usaha yang letaknya dipengaruhi oleh factor – factor ekonomi. Dalam hal ini kafe kami dipengaruhi oleh pasar (konsumen).
Berdasarkan hasil pengamatan kami dan juga tidak mau mengulang kesalahan dari para pendahulu, kami memutuskan untuk memilih lokasi kediaman restaurant kami di DKI Jakarta,yakni di daerah Jakarta selatan,tepatnya di kawasan kemang raya.
Adapun beberapa alasan mengapa kami memilih kemang raya. Seperti yang kita ketahui kawasan kemang sekarang ini dapat di katakan sebagai one stop place (like the supermarket) disini kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan mulai dari restauran, hotel, gallery, mall, health center and office tower. Melihat berbagai macam mobilitas yang terjadi di kawasan ini kami merasa telah menjatuhkan pilihan di tempat yang benar, meskipun harus bersing dengan para competitor di kawasan yang sama pada khushusnya dan competitor yang akan bermunculan pada umumnya. Kami sangat yakin bahwa usaha yang telah kami pilih ini dapat menghadapi masalah – masalah yang ada di bisnis restaurant itu sendiri, lagipula siapa bilang pesaing adalah musuh abadimu,mereka adalah kreativitas yang tersimpan di alam bawah sadarmu mereka yag dapat menilai apakah bisnis yang kami jalankan ini layak atau tidak.
E. ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMIS
1]. Data
Untuk melengkapi kelayakan dari badan usaha yang menjadi obyek feasibility study ini kami juga melakukan beberapa riset yang menghasilkan data-data yang diolah menjadi informasi yang sangat membantu dalam penyusunan paper feasibility study itu sendiri. Data–data tersebut sebagian diambil dari internet dan sebagian lagi dari data riset yang kami lakukan.
Untuk menentukan berapa jumlah pembeli potensial kami baik dalam keadaan sepi, sedang ataupun ramai kami mengambil datanya dari internet tepatnya dari Badan Pengkajian Statistik, sumber informasi kami yang lainya dapat dilihat di halaman daftar pustaka.
2]. Jumlah calon pelanggan potensial
Penduduk kota Jakarta (2006) sebanyak 8.389.443 juta jiwa.
Estimasi calon pembeli potensial dari ;
1. Executive di estimasikan sebanyak 40%x 8.389.443 = 3.355.777
2. Keluarga di estimasikan sebanyak 30%x 8.389.443 = 2.516.832
3. Pasangan di estimasikan sebanyak 15%x 8.389.443 = 1.257.967
4. Event di estimasikan sebanyak 10%x 8.389.443 = 8.389.44
5. Remaja di estimasikan sebanyak 5%x 8.389.443 = 4.194.72
Perkiraan rata-rata calon pembeli :
Keadaan ramai 80% x 8.388.992 = 6.711.193
Keadaan sedang 55% x 8.388.992 = 4.613.945
3]. Perkiraan modal :
Estimasi Modal
1. Gedung dan Tanah : Rp 200.000.000
2. Peralatan dan Administrasi : Rp 37.900.000
Peralatan Masak : Rp 3.500.000
Peralatan Makan : Rp 2.400.000
Komputer : Rp 12.000.000
Meja Kursi : Rp 18.000.000
Panggung permanen : Rp 2.000.000
3. Operasional : Rp 384.000.000
Gaji dan Upah : Rp 144.000.000
Bahan makanan : Rp 240.000.000
Lain-lain 10 % : Rp 62.100.000
Total Modal : Rp 683.100.000
Sumber Modal
1. Sendiri : Rp 300.000.000
2. Pinjaman : Rp 383.100.000
Estimasi Modal Kembali
Estimasi laba per menu dalam keadaan sedang : Rp 5.000,-
Laba per tahun : Rp 5.000 x (75 orang x 30 hari x 12 bulan)
: Rp 135.000.000
Kembali Modal : Rp 683.100.000 : 5,6 tahun
Rp 135.000.000
BAB III
KESIMPULAN
Studi Kelayakan Bisnis sangat diperlukan untuk bisa menilai dan mengaplikasikan segala rencana yang telah tersusun. Akan tetapi perlu beberapa hal yang cukup urgen diperhatikan agar Studi Kelayakan Bisnis tersebut dapat berbobot dan mencakup banyak aspek, terutama dalam bidang bisnis kafe, yaitu :
1. Aspek Pemasaran
Membahas dari segi promosi di berbagai media cetak dan elektronik, segi marketing strategy yang memusatkan pada nuansa restaurant yang orienatal, segi saluran distribusi, serta pada segi proyeksi data pelanggan dan consumen.
2. Aspek Manajemen
Bisa dengan menerapkan manajemen melalui cara :
- Memberikan harga promosi saat launching
- Memberikan costumer satisfaction good
- Menghadirkan suasana yang diharapkan para costumer
- Menghadiakan menu – menu yang variatif, agar costumer tidak bosan
- Mempromosikan product melalui media elektronik dan media cetak
3. Aspek Teknik dan Teknologi
Yaitu menyangkut :
- Peralatan masak yang kami gunakan harus berkualitas dan higienis
- Sistem administrasi computer dengan program MYOB Accounting
- Sistem computer yang selalu mencatat setiap keluhan pelanggan
4. Aspek Sumber Daya Alam
Hal ini berkaitan dengan keselamatan lingkungan sekitar dari limbah dan segi AMDAL.
5. Aspek Finansial dan ekonomis
Menjelaskan tentang sumber dana dan bagaimana pengunaannya serta perkiraan modal kembali.
SUMBER PUSTAKA
Sutoyo. Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Teknik. LPPM Jakarta
www.one.indoskripsi.com
www.swa.co.id
id.wikipedia.org
kelayakan-bisnis.blogspot.com
Label: gaya kepemimpinan, psikologi MAKALAH
Created By : ARIe
Makalah Manajemen Pemasaran
MANAJEMEN PEMASARAN:
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MENGUKUR PERMINTAAN PASAR
DISUSUN OLEH :
2.SYAHRIZAL AKBAR 060055438
3.RAKHMANUDIN 060055419
4.PRADIPTA IKMA SATRIAWAN 060055416
5.ROMELAN EFFENDI 060055416
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PUTRA BANGSA
Jln. Ronggowarsito 18
Kebumen
2007
------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
A. INFORMASI & PASAR
Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
Sangat penting untuk mengadakan analisis dan penilaian aspek pasar dengan sebaik-baiknya agar biaya yang telah dikeluarkan untuk pendirian proyek atau produksi produk tidak sia-sia.
Di dalam penilaian aspek pasar dan pemasaran akan dibahas antara lain cara memperkirakan luas pasar yang diminta dan pasar yang tersedia untuk mengetahui posisi perusahaan di dalam industrinya guna merencanakan volume penjualan termasuk analisa persaingan sehingga dapat merencanakan teknik dan strategi yang tepat serta sesuai untuk memasarkan barang atau jasa dari proyek yang bersangkutan.
Analisis pasar sangat penting karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan produk/jasa tersebut atau dengan kata lain, proyek akan gagal tanpa adanya permintaan atas barang/jasa tersebut.
B. MARKET DEMAND
Pengertian permintaan pasar atau “” suatu produk/jasa menurut Kotler adalah jumlah keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu di dalam suatu daerah tertentu, dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu dan dalam suatu program pemasaran tertentu.
Dalam proses analisis studi kelayakan, analisis pasar bisa dilakukan secara terpisah maupun merupakan bagian dari keseluruhan studi kelayakan. Studi pasar bisa pula merupakan cara untuk mencari gagasan proyek maupun untuk menilai kelayakan proyek dari segi pasarnya. Perbedaan antara analisis pasar untuk mencari gagasan proyek dan untuk menilai kelayakan proyek adalah bahwa dalam analisis pasar guna menilai kelayakan proyek, analisis dan studi yang dilakukan lebih teliti, mendalam dan lebih lengkap dibandingkan dengan jika melakukan analisis pasar untuk mencari gagasan proyek.
Pada dasarnya analisis pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa luas pasar produk/jasa yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaannya dan berapa besar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dan ini merupakan cara mengukur permintaan pasar agar perusahaan dapat melangkah secara pasti berdasar informasi tersebut
A. ANALISA PASAR
Analisis pasar dalam hal ini meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif misalnya mengidentifikasi, memisahkan dan membuat diskripsi pasar. Sedangkan analisis kuantitatif misalnya menghitung besarnya perkiraan penjualan satu tahun yang akan datang.
Pada umumnya analisis pasar meliputi:
1. Deskripsi pasar antara lain daerah atau luas pasar, saluran distribusi dan praktek perdagangan setempat.
2. Analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang termasuk besarnya jumlah dan nilai konsumsi barang/jasa yang bersangkutan serta identifikasi konsumen barang/jasa.
3. Analisis penawaran barang/jasa pada masa lalu dan masa sekarang (baik dari impor maupun produksi lokal) juga termasuk informasi mengenai keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas dan strategi pemasaran para pesaing.
4. Perkiraan permintaan yang akan datang barang/jasa yang bersangkutan.
5. Perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan mempertimbangkan tingka permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam bersaingan dan program pemasaran perusahaan.
Ada banyak prosedur yang bisa diikuti agar studi pasar berjalan dengan seefisien dan seefektif mungkin. Salah satu prosedur tersebut adalah:
1. Menentuan tujuan studi
2. Studi pasar informal
3. Studi pasar formal:
a) Studi data sekunder
b) Studi data primer
4. Karakteristik permintaan saat ini
5. Perkiraan permintaan yang akan datang
6. Merencanakan strategi pemasaran
7. Menilai kelayakan pasar
Pada dasarnya pasar meliputi konsumen, industri, perantara dan pemerintah. Usaha untuk mengadakan klasifikasi pasar bisa ditinjau dari sifat produk. Misalnya produk awet atau tidak awet (durable or nondurable), produk baru atau produk yang sudah ada di pasar. Jadi di dalam menentukan permintaan pasar, pangsa pasar dan pasar potensial, perlu ditentukan lebih dahulu rencana pasar yang dituju dan produk atau jasanya.
Pengukuran pasar merupakan usaha untuk memperkirakan permintaan secara kuantitatif. Usaha memperkirakan pasar produk atau jasa untuk masa sekarang meliputi jumlah permintaan pasar, pangsa pasar dan pola pertumbuhan yang terjadi saat ini.
Permintaan pasar mencakup daerah geografis, kelompok konsumen dan dalam periode tertentu. Penentuan permintaan pasar meliputi usaha untuk mendefinisikan pasar dan memperkirakan luas pasar.
Dalam usaha mendefinisikan pasar, perlu ditentukan bahwa produk/jasa diperuntukkan bagi seluruh pasar atau segmen pasar tertentu. Konsep segmentasi pasar ini penting di dalam analisis pasar karena setiap segmen pasar membutuhkan strategi bauran pemasaran yang berbeda-beda dan bersifat khusus.
Usaha untuk memperkirakan luas seluruh pasar perlu dilakukan sebelum menentukan pangsa pasar perusahaan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam melaksanakan usaha ini adalah misalnya untuk memperkirakan luas seluruh pasar bagi produk/jasa baru yang belum pernah ada di pasar. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan analis pada data yang sudah ada padahal untuk produk baru data historis belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut, analis perlu menggunakan data yang berhubungan dengan produk yang bersangkutan kemudian memperkirakan tingkat kemungkinan. Misalnya permintaan bahan makanan, bahan bangunan atau barang-barang secara umum. Usaha lain adalah menggabungkan data sekunder dan data primer.
Hal yang perlu diperhatikan di dalam menentukan pangsa pasar adalah kondisi persaingan, harga yang terjadi dan pola pertumbuhan pasar selama ini.
5. Perkiraan permintaan yang akan datang.
Setelah mengetahui keadaan pasar saat ini dan pertumbuhannya, analis kemudian bisa memperkirakan permintaan yang akan datang dengan berbagai teknik peramalan yang ada baik kuantitatif maupun kualitatif.
6. Merencanakan strategi pemasaran.
Pada tahap ini, peramalan penjualan telah dilakukan. Peramalan penjualan di sini adalah memperkirakan penjualan yang diharapkan biasa tercapai dalam kondisi perekonomian tertentu, persaingan dan strategi pemasaran tertentu. Strategi pemasaran tersebut meliputi strategi produk/jasa, harga promosi dan iklan serta distribusi.
7. Menilai kelayakan pasar.
Pengambilan keputusan bisa dilakukan pada tahap ini untuk menentukan perlu tidaknya proyek diteruskan penelitiannya pada aspek lain atau tidak. Jika dari hasil penelitian pasar diperoleh kesimpulan tidak ada permintaan produk/jasa yang mencukupi maka proyek dinyatakan tidak layak karena diperkirakan tidak akan berhasil di masa datang.
B. POSITIONING
Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.
De-positioning merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan kompetitor, tujuannya adalah untuk mengganti segmen pasar dan kegiatan ini mengharuskan pemilik merk untuk mengubah citra produk yang ada di benak konsumen. Contoh paling nyata adalah dalam industri otomotif, Yamaha melakukan de-positioning untuk produk Vega R nya dari segmen menengah ke segmen ekonomis, sebagai pesaing langsung produk murah dari china, produk supra fit dari honda dan Smash dari suzuki.
Strategi Positioning Produk
Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi seorang marketer. Keberhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa lama produk tersebut mempunyai keunggulan bersaing. Beberapa hal mendasar dalam membangun strategi positioning satu produk antara lain :
Positioning pada fitur spesifikasi produk
Positioning pada spesifikasi penggunaan produk
Positioning pada frekuensi penggunaan produk
Positioning pada alasan mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing
Positioning melawan produk pesaing
Positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk
Positioning dengan menggunakan simbol budaya/kultur
Proses Positioning Produk
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing
Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk
Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan marketing mix
Menguji ketepatan antara
Daya saing produk kita dengan produk pesaing
Posisi produk kita dalam persaingan
Posisi vektor idela dalam marketing mix
Positioning produk
Proses positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa tidak memiliki ujud fisik, namun prosesnya sama. Hanya saja karena jasa tidak memiliki visualisasi yang jelas, maka sebelum membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa mereka akan memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan apakah ada karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding perusahaan lain ?
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap awal proses positioning kita. Ujikan kepada orang yang belum mengenal apa yang kita lakukan dan apa yang kita jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah merekan dan bagaiman mereka merespon kita. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk kita karena mereka tertarik dengan prolog kita, maka kita sdah berada di jalur yang tepat.
Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
Functional positions
Pemecahan masalah
Menyediakan manfaat bagi konsumen
Memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor
Symbolic positions
Peningkatan citra diri
Identifikasi diri
Rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan
Membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu
Experiential positions
Mampu menstimulasi sensor motorik
Mampu menstimulasi sensor kognitif
C. MERK
Dalam pemasaran, merk adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa. Merk biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merk juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merk sering menggunakan kata trademark (merk dagang)
Konsep Merk
Beberapa marketer membedakan aspek psikologi merk dengan aspek pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman berinteraksi dengan merk, atau sering disebut brand experience. Aspek psikologis, sering direferensikan sebagai brand image, adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Pendekatan yang menyeluruh dalam membangun merk meliputi struktur merk, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk.
Marketer mencari model pengembangan melalui penyelarasan harapan dan pengalaman konsumen melalui branding, karena itu bran membawa janji bahwa produk atau jasa membawa karakteristik dan kualitas yang unik dan spesifik sesuai dengan harapan konsumen yang dituju.
Citra merk dibangun dengan memasukkan “kepribadian” atau “citra” kedalam produk atau jasa, untuk kemudian “dimasukkan” ke dalam alam bawah sadar konsumen. Merk merupakan salah satu elemen penting dalam tema periklanan, untuk menunjukkan apa yang bisa diberikan oleh pemilik merk kepada pasar. Seni dalam membangun dan mengelola merk disebut brand management.
Merk yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Brand recognition dibangun dari titik dimana merk mendapat sentimen positif di pasar, tingkatan dimana sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut brand franchise. Point keberhasilan dalam brand recognition adalah merk dapat dikenal tanpa nama perusahaan pemilik merk. Sebagai contoh adalah disney yang sukses dalam membangun merk melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan tanda tangan walt disney.
Brand equity mengukur keseluruhan nilai dari merk terhadap pemilik merk, dan menggambarkan tingkatan brand franchise. Jika merk tersebut secara eksklusif mengidentifikasikan pemilik merk sebagai merk produk atau jasa, sebaiknya pemilik merk melindungi hak kepemilikan merk tersebut dengan mendaftarkannya sebagai merk dagang. Kebiasan menghubungkan satu produk dengan merk sudah menjadi budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki suatu identitas, mulai dari garam sampai ke baju.
Dalam konteks produk non komersial, mempublikasikan sesuatu yang berisi ide atau janji melalui suatu produk atau jasa juga bisa disebut branding, sebagai contoh kampanye politik atau organisasi kemasyarakatan.
Konsumen mungkin melihat branding sebagai aspek yang nilai tambah dari produk atau jasa, seperti kebanyakan vendor seringkali menunjukkan kualitas dan karakteristik unik dari produk atau jasa. Namun dari sisi pemilik merk, branding produk atau jasa identik dengan harga tinggi. Dimana dua produk memiliki karakter yang hampir sama, tetapi satu memiliki merk dan yang lain tidak, konsumen akan lebih memiliki produk yang memilik merk meskipun harganya lebih mahal dibandingkan produk tak bermerk meskipun berkualitas setara, pilihan ini didasarkan pada reputasi merk atau pemilik merk.
D.SEGMENTASI PASAR
Terdapat dua keterbatasan utama dalam strategi merek majemuk, yaitu manajemen biaya dan proses marketing. Meskipun alasan untuk melakukan merek majemuk secara prinsip bukan untuk membuat struktur harga yang bersaing dalam suatu kebutuhan pasar secara khusus, namun faktor harga masih memainkan peran yang penting. Strategi ini dapat menimbulkan biaya tinggi dibandingkan dengan merek tunggal, terutama jika tidak dikelola secara hati-hati karena setiap merek harus didukung oleh bauran pemasaran dan sumberdaya tersendiri. Dalam proses pemasarannya, khalayak harus memahami masing-masing merek melalui investasi periklanan yang cukup besar, karena pemahaman terhadap merek ini menuntut suatu anggaran komunikasi jangka panjang untuk setiap merek. Jadi jika tidak hati-hati dalam pengelolaannya strategi merek majemuk adalah sebuah pemborosan.
Merek majemuk berawal dari sebuah proses diferensiasi, sebagai upaya perusahaan untuk memperluas pasar dengan memenuhi sasaran pasar yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan demikian inti dari strategi merek majemuk adalah mengalokasikan sumber daya merek secara tepat berdasarkan kebutuhan setiap segmen pasar sasaran, yang dituangkan dalam portofolio merek. Segmentasi pada hakekatnya adalah upaya pengelompokan konsumen berdasarkan preferensinya, yang akan membantu portofolio merek sebagai pemandu agar merek-merek membidik sasaran yang tepat.
Segmen pasar akan menentukan pola portfolio merek dengan mempertimbangkan peran strategis masing-masing merek yang sifatnya saling melengkapi secara sinergis. Perusahaan harus secara berhati-hati dalam mendefinisikan peran masing-masing merek sehingga tidak terjadi kanibalisasi, dan terjadi pertempuran diantara merek mereka sendiri. Jika ini terjadi banyak sumber daya perusahaan yang dikeluarkan secara sia-sia. Dana dan upaya perusahan hanya dipakai untuk memindahkan basis pelangan dari gengaman tangan kanan berpindah ke tangan kiri. Portofolio merek majemuk tidak berarti apa-apa jika dalam jangka panjang masing-masing merek tidak mempunyai wilayah sendiri. Salah satu tujuan strategi merek majemuk adalah agar tiap-tiap merek memiliki kavling tersendiri, dan masing-masing kavling diharapkan tidak berimpit satu dengan yang lain. Kecuali jika ada alasan strategis maupun taktis dengan tujuan untuk melindungi merek utama atau menggempur merek kompetitor.
D. BRAND MANAGEMENT
Brand management atau manajemen merk adalah salah satu praktik pemasaran yang spesifik menangani produk. Para marketer melihat merk memiliki implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan standart kualitas melalui merk, konsumen akan terus membeli produk dari lini produk yang sama. Merk juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat satu poduk lebih mudah bersaing. Dengan merk, maka harga bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada naiknya omset dan keuntungan penjualan.
Merk yang baik seharusnya :
Terlindungi dengan baik
Mudah diucapkan
Mudah diingat
Mudah dikenali
Mudah dikenali
Menarik
Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
Menonjolkan citra perusahaan atau produk
Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Premium brand (merk premium) biasanya menghabiskan biaya produksi lebih tinggi dibanding produk lain dalam lini yang sama. Economy brand (merk ekonomis) ditujukan bagi segmen pasar yang sensitif harga, hingga di merk ini, harga bisa sangat fleksibel. Fighting brand (merk petarung) merk ini dibuat secara khusus untuk menghadapi ancaman pesaing.
Ada beberapa hambatan dalam menetapkan target yang ingin diraih dari merk, yaitu :
Banyak brand manager mambatasi diri hanya memfokuskan diri pada target finansial. Mereka mengabaikan target strategis hanya karena mereka beranggapan target strategis merupakan tanggung jawab manajemen diatas mereka
Kebanyakan level produk atau brand manager membatasi diri untuk tujuan jangka pendek, karena kompensasi bagi prestasi hanya didesain untuk jangka pandek.
Seringkali manajer produksi tidak diberi informasi yang cukup agar dapat memproduksi produk sesuai spesifikasi.
Kadangkala ada kesulitan dalam menterjemahkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan merk atau produk. Mengganti tujuan dan filososi perusahaan jauh lebih mudah dibandingkan saat seorang manajer produk harus mengimplementasikan perubahan tersebut ke dalam karakter produk.
Dalam perusahaan yang memiliki produk beragam, kadang target satu merk akan bersinggungan dengan merk lain. Atau bahkan lebih buruk lagi, target perusahaan bertentangan dengan kebutuhan spesifik satu produk. Seorang brand manager juga harus tahu tujuan akhir yang dibidik oleh manajemen secara keseluruhan. Apabila manajemen secara corporate memiliki tujuan jangka panjang terhadap satu produk, akan sangat salah apabila manajer produk membidik target jangka pendek untuk produk tersebut.
Banyak brand manager menentukan langkah untuk mengoptimalisasi kinerja hanya di unit mereka tanpa memikirkan optimalisasi kinerja keseluruhan perusahaan. Hal ini biasa dilakukan para manajer apabila penilaian prestasi dilakukan berdasarkan kinerja unit dan bukan sinergi kinerja unit dengan seluruh unit di perusahaan.
E. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
Strategi Marketing mix ini merupakan kombinasi dari 4 variable. Marketing mix merupakan variable terkontrol yang dapat digunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
1.Product
2.Place
3. Promotion
4. Price
Dharmesta, Basu Swatha dan Handoko, Tani. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsume. BPFE. Yogyakarta. 2000
http://bytecode.bludsign.org
http://organisasi.org
http://www.asb.co.id
www.vibiznews.com
http://www.swa.co.id
Label: gaya kepemimpinan, psikologi MAKALAH
Created By : ARIe
Makalah Dasar Motivasi (MK Perilaku Keorg.)
BAB II
PEMBAHASAN
(MOTIVASI)
Apa sebenarnya motivasi itu? Kata motivasi berasal dari akar kata "motive" atau "motiwum" yang berarti 'a moving cause' yang berhubungan dengan 'inner drive, impulse, intension'. Kata "motive" atau "motif" ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi 'sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan'.
Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan, maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bisa datang dari dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh persetujuan, kemauan, dan kehendak individu.
Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan suatu tindakan. Motivasi di sini berarti dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya.
Dengan demikian, motivasi ialah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar (yang dilakukan dengan mendorong atau menarik). Motivasi jelas datang dari pelbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain.
SUMBER MOTIVASI BAGI KETERLIBATAN DALAM TUGAS
Seorang pemimpin dapat melibatkan orang-orang yang dipimpinnya dengan menciptakan kondisi yang mendorong motivasi para karyawan.
Motivasi dapat dikembangkan dengan menemukan kebutuhan (bawahan) yang bersifat fisik, keamanan, mental, psikologi, sosial, dan ekonomi dalam lingkungan kerja dan menciptakan kondisi bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Faktor kebutuhan dapat menjadi motivasi yang mampu mendorong para bawahan untuk bekerja.
Motivasi dapat dikembangkan dengan menciptakan suatu keinginan untuk bekerja keras/giat, berprestasi dan sukses. Keinginan untuk bekerja keras, berprestasi, dan sukses dapat didorong dengan memberikan tantangan sugestif yang memberi motivasi untuk bertindak.
DASAR PENGEMBANGAN MOTIVASI
Seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini.
Perlu ada sasaran (target) pencapaian kerja yang jelas bagi setiap individu dalam setiap unit kerja.
Doronglah setiap orang untuk mencintai tugas dan dorong pula mereka untuk mengembangkan keinginan kuat untuk mencapai sasaran (target) kerja (sukses).
Jelaskanlah secara rinci dan terang manfaat pencapaian sasaran (target) kerja untuk pribadi, kelompok dan organisasi, serta imbalan yang akan diperoleh setiap individu yang bekerja dengan baik.
Doronglah/kembangkanlah sikap kebanggaan akan pekerjaan dan setiap hasil (kesuksesan) yang dicapai dalam pelaksanaan kerja. Ajarlah setiap bawahan untuk belajar bersyukur atas hasil kerja yang mereka capai.
Ciptakanlah kondisi, peluang, dan keinginan untuk menyenangi serta menikmati lingkungan kerja bagi setiap individu.
Ciptakan dan gerakkanlah keinginan kuat dari setiap individu untuk berorientasi kepada prestasi serta keberhasilan kerja.
Motivasi dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi setiap karyawan guna terlibat dalam kerja secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun, mendorong, serta mendukung semangat dan moral dengan gaya positif (untuk menghindari manipulasi). Pemimpin perlu memberikan dorongan agar orang-orang yang dipimpinnya belajar menghargai pekerjaan dan bersyukur untuk setiap hasil kerja yang dicapainya. Mereka harus disadarkan, bahwa berprestasi dalam pekerjaan justru menaikkan harga diri mereka. Mereka juga perlu diberi dorongan untuk bekerja aktif yang dilakukan dengan sukacita, sehingga membawa manfaat positif serta nilai lebih bagi diri, pemimpin, organisasi, serta lingkungan kerja.
LIMA KISI MOTIVASI
Pada dasarnya, motivasi dilakukan dengan mengadakan sentuhan-sentuhan manusiawi yang menyentuh personalitas setiap individu. Motivasi dapat dilakukan dengan cara berikut.
Motivasi melalui sentuhan tubuh
Manusia adalah makhluk yang "complex unity", yang meliputi roh, jiwa, dan tubuh. Tubuh sebagai bagian yang riil dari manusia, berhubungan dengan roh serta jiwanya secara integral. Roh serta jiwa manusia dapat dipuaskan dengan jalan sentuhan tubuh. Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum, berjabat tangan, menepuk bahu, dsb., yang dilakukan dengan penuh kesopanan serta penghargaan kepada pegawai yang harus dilihat sebagai subyek.
Kebutuhan fisik berhubungan erat dengan kebutuhan roh serta jiwa. Hubungan erat ini menyebabkan adanya hubungan pemenuhan kebutuhan yang utuh. Apabila tubuh diberi sentuhan sebagai tanda hormat, pujian, dan dukungan, maka akan ada respons kepuasan roh serta jiwa. Sentuhan-sentuhan ini dengan sendirinya akan memberi dorongan kuat (motivasi) untuk "menjadi lebih baik", sehingga tergerak untuk lebih aktif dan maju.
Motivasi melalui sentuhan rohani
Motivasi melalui sentuhan rohani ialah motivasi yang menyentuh kisi moral. Motivasi ini berkaitan dengan pengembangan "integritas serta komitmen". Di sini para pegawai ditolong untuk memberikan tempat kepada faktor rohani, agar mereka memiliki prioritas tinggi dalam motivasi. Kepuasan rohani akan membawa kestabilan moral terhadap integritas terhadap diri, integritas rohani, integritas sosial, integritas ekonomi, dan integritas kerja yang tetap serta ditandai oleh komitmen yang pasti. Sentuhan rohani dapat dilakukan dengan memberikan nasihat/ajaran moral/hikmat, dsb., yang memberi dorongan untuk mempertebal rasa/keinginan moral untuk menjadi lebih baik, lebih setia, lebih jujur, lebih aktif/giat, lebih bertanggung jawab, dsb., dalam melakukan tugas.
Motivasi melalui sentuhan psikologi
Pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising} atau teguran (reprimend), sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan lebih baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi yang sehat).
Motivasi sukses
Motivasi sukses berhubungan dengan prestasi sosial atau imbalan ekonomi, dsb. Motivasi sukses dapat diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan imbalan lebih yang dapat menjawab kebutuhan ekonomi serta penghargaan sosial lain. Apabila dilakukan dengan bijak, motivasi sukses ini akan memberi dorongan yang kuat untuk bekerja dengan lebih giat/bersemangat, yang akan membawa hasil lebih dalam bekerja.
Motivasi diri
Motivasi diri atau "self motivation" adalah upaya membangunkan semangat diri dengan sugesti diri secara positif. Sugesti diri secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan keputusan positif yang membangun diri dan orang lain. Motivasi diri bertujuan menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam gejolak-gejolak negatif dalam diri serta memberi kekuatan ganda menghadapi krisis hidup. Motivasi diri memberi tanda kematangan dan membangun tekad untuk bertahan serta maju/sukses.
MEMASTIKAN MOTIVASI DALAM KEWENANGAN KEPEMIMPINAN
Setiap pemimpin dengan kewenangan kepemimpinan yang ada padanya dapat memastikan bahwa ia dapat memberi motivasi bagi para karyawannya, yaitu dengan memberikan sentuhan serta dorongan yang pasti terhadap setiap karyawannya. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan berikut ini.
Buatlah sasaran (target) kerja yang dapat dicapai oleh setiap individu/kelompok dengan menolong/mengarahkan mereka untuk mewujudkan usaha kerja yang memadai dan lebih baik daripada yang telah dilakukan.
Organisasikanlah pekerjaan dan tempatkanlah setiap individu pada tugas yang tepat (dan bimbinglah mereka dalam doa). Berikan keyakinan, bahwa upaya kerja dari setiap individu akan berhasil dengan baik.
Tambahkanlah beban kerja pada setiap individu yang disesuaikan dengan tambahan kemampuan kerja yang dibutuhkan dalam proses kerja di setiap tugas.
Pastikanlah bahwa setiap orang bekerja dalam batas maksimum kekuatan yang ada padanya, bukan melebihi batas kekuatan yang wajar.
Libatkanlah semua orang dalam pekerjaan secara emosi, mental, rohani, dan fisik dengan memberikan dorongan dalam bidang berikut.
Tetapkan tujuan bersama yang disepakati, dipahami, dan diketahui dengan jelas oleh setiap individu.
Libatkanlah setiap orang dalam upaya pencapaian tujuan dengan mencari metodologi pelaksanaan kerja yang relevan untuk dipakai.
Delegasikan tugas kepada setiap individu dengan penuh dan jelas.
Libatkanlah setiap anggota dalam membuat keputusan, sehingga mereka merasa memiliki keputusan tersebut.
Bagilah kemenangan atau kekalahan yang dialami kepada setiap/semua anggota kelompok untuk dinikmati/ditanggung bersama.
Kembangkanlah sistem motivasi jangka pendek untuk diterapkan setiap saat.
Tunjukkanlah kepada setiap pegawai, bahwa Anda memahami dan memerhatikan kebutuhan mereka.
Kembangkanlah motivasi jangka panjang, dengan menunjukan bahwa akan ada kemenangan akhir yang akan dinikmati bersama.
TINDAKAN PEMASTIAN BAGI KEBERHASILAN MOTIVASI
Pemimpin yang tegas dan tekun akan memberi motivasi kepada para karyawannya, agar dapat mengambil langkah pemastian keberhasilan motivasi, seperti di bawah ini.
Pilihlah dan tetapkanlah untuk menang secara bersama yang dilakukan dengan sikap mental positif yang membangun.
Masuklah dengan pasti dalam perang melalui doa dengan keyakinan, bahwa akan ada kemenangan yang akan dicapai bersama.
Bersiaplah untuk membayar harga kemenangan dengan bekerja baik (efektif, efisien dalam hubungan organisasi yang sehat) dan bekerja keras secara konsisten.
Usahakanlah untuk terus menginterpretasi hidup dan proses kerja dari kaca mata kemenangan, karena kegagalan pun dapat diterima sebagai kemenangan yang tertunda.
Dengan mengingat kepentingan motivasi seperti telah disinggung di atas, setiap pemimpin yang ingin maju dan berhasil harus belajar serta bersungguh-sungguh menerapkannya dalam kepemimpinan, yang pada akhirnya akan menjamin keberhasilan dirinya sebagai pemimpin.
Label: gaya kepemimpinan, psikologi MAKALAH
Created By : ARIe